Peran UKM di
Indonesia dalam bentuk kontribusi output terhadap pembentukan atau pertumbuhan
PDB cukup besar, walaupun tidak sebesar kontribusinya terhadap penciptaan
kesempatan kerja. Kontribusi NO atau NT terhadap pembentukan PDB jauh lebih
besar dibandingkan kontribusi dari UM. Akan tetapi, perbedaan ini tidak
dikarenakan tingkat produktivitas di UK lebih tinggi daripada di UM, melainkan
lebih didorong oleh jumlah unit dan L yang memang jauh lebih banyak di UK
dibandingkan di UM (dan UB).
Dari data
BPS (statistik Indonesia 2001) mengenai NO dan NT dari UK di sektor industri
manufaktur menurut kelompok industri (kode 31 s/d 39), ada beberapa hal yang
menarik. pertama, NO atau NT bervariasi menurut subsektor, dan yang paling
banyak (seperti juga ditunjukan oleh data dari sumber lain) yakni makanan, dan
minuman, dan tembakau (31),tekstil dan produk-produknya (TPT), dan kulit serta
produk-produknya(32), dan kaqyu beserta produk-produknya (33), yang memberi
suatu kesan bahwa IK dan IMI pada umumnya lebih unggul di ketiga subsektor itu
dibandingkan di subsektor-subsektor lainnya. Kedua, di beberapa kelompok
industri seperti 31 dan 33, NO atau NT dari IMI lebih besar dibandingkan IK.
Sedangkan
hasil SUSI (2000) menyajikan data mengenai nilai produk bruto (NO), biaya
antara, dan upah serta gaji dari usaha tidak berbadan hukum. Dari selisih
antara NO dan biaya antara, bisa didapat suatu gambaran mengenai besarnya NT
yang diciptakan oleh kelompok usaha ini. Perdagangan besar,eceran, dan rumah
makan serta jasa akomodasi merupakan sektor dimana usaha tidak berbadan hukum
menghasilkan NO paling besar; disusul kemudian industri pengolahan. Disektor
terakhir ini, NO dari IMI sedikit lebih kecil dibandingkan NO yang diciptakan
oleh Ik. Didalam SUSI 2000, NO dan perhitungan NT-nya dari usaha tidak berbadan
hukum juga di jaabarkan menurut wilayah.
0 komentar:
Posting Komentar